Hari Ini, Digelar Peringatan Haul Ke-16, " Meneladani Kembali Kepemimpinan Gus Dur "
Jakarta: Melemahnya supremasi sipil dan partisipasi publik menjadi sorotan menjelang Haul ke-16 Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid. Berbagai kalangan menilai kondisi demokrasi perlu terus dijaga agar tetap berpihak pada kepentingan rakyat.
Situasi tersebut tercermin dari legislasi yang dinilai minim partisipasi, menguatnya peran aparat di ruang sipil, serta kebijakan yang dipersoalkan efektivitasnya. Pada sejumlah aksi massa 25 Agustus–30 September 2025, terdapat warga yang menghadapi proses penegakan hukum saat menyampaikan pendapat.
Berangkat dari berbagai persoalan tersebut, peringatan Haul ke-16 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur akan digelar pada Sabtu (20/12/2025).
Kegiatan ini mengusung tema “Dari Rakyat, Oleh Rakyat, dan Untuk Rakyat.”
Ketua Paniti, Alissa Wahid, mengatakan tema tersebut dipilih sebagai upaya menghadirkan kembali keteladanan Gus Dur dalam mengawal demokrasi Indonesia. Tema ini dinilai relevan dengan kondisi bangsa saat ini.
“Kita mengangkat tema ini karena Gus Dur sepanjang hidupnya memperjuangkan kedaulatan rakyat dan kedaulatan sipil. Itu betul-betul beliau perjuangkan baik dalam sikap pribadi maupun kepemimpinan, bahwa kebijakan atau strategi yang diambil harus berangkat dari ‘Dari Rakyat, Oleh Rakyat, dan Untuk Rakyat’,” kata Alissa Wahid dalam siaran pers tertulis di Jakarta, Kamis (18/12/2025).
Menurut Alissa, setiap rakyat memiliki martabat, hak, sumber daya pribadi, potensi, dan aspirasi. Oleh karena itu, seluruh aspek tersebut seharusnya menjadi tujuan akhir penyelenggaraan negara bangsa.
Ia menegaskan, cita-cita kemerdekaan Indonesia adalah menghadirkan keadilan, kemakmuran, dan kehidupan yang sentosa bagi rakyat. Dengan demikian, seluruh kebijakan pada skala negara seharusnya ditujukan untuk kepentingan rakyat.
“Dalam konsep demokrasi, ‘untuk rakyat’ berarti melibatkan rakyat. Harapan, aspirasi, dan kebutuhannya harus diperhatikan dalam menyusun dan mengelola kehidupan bersama," ujar Alissa.
"Jadi, rakyat tidak hanya menjadi penerima bantuan sosial, pasar ekonomi, atau sekadar pelengkap penderita,” ucap putri ke-2 Gus Dur tersebut. Alissa juga menilai semangat berdemokrasi di Indonesia mulai meluntur, baik di tingkat masyarakat maupun penyelenggara negara dan aktor politik.
Kondisi ini, menurutnya, menjadi peringatan serius agar bangsa tidak menyimpang dari kesepakatan demokrasi yang telah dianut. “Ini adalah alarm bagi kita semua,” kata Direktur Jaringan GUSDURian Indonesia itu.
Peringatan Haul Gus Dur ke-16 akan berlangsung pukul 18.00–23.00 WIB di Jalan Warung Silah No. 10, Ciganjur, Jakarta Selatan. Acara ini dijadwalkan dihadiri sejumlah tokoh nasional, di antaranya Shinta Nuriyah Wahid, Mahfud MD dan Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus).
Sejumlah tokoh agama dan tokoh lintas iman dijadwalkan hadir, serta seniman seperti Cak Kirun dan Tessy turut memeriahkan haul tersebut. Aurora Maica Madura juga akan tampil, sementara penutup acara diisi Budi Cilok feat. Michail Abel membawakan balada karya Iwan Fals yang sarat kritik sosial.(*)

