Hari ini
Cuaca 0oC
Headline News

Arus Mudik Nataru Memuncak Dua Kali, Volume Kendaraan Keluar Jakarta Tembus 201.000

Jakarta : Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho mengungkapkan puncak arus mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 terjadi dalam dua gelombang. Puncak pertama tercatat pada 20 Desember 2025, sedangkan puncak kedua terjadi pada 24 Desember malam hingga pagi hari berikutnya.
Foto : Jalan Tol Dalam Kota Jkaarta

Irjen Agus menyebut, pada puncak arus mudik pertama, volume kendaraan yang keluar dari Jakarta mencapai sekitar 189 ribu unit. Sementara pada puncak kedua, jumlah kendaraan meningkat hingga menyentuh angka 201 ribu unit.

“Puncak arus mudik pertama terjadi pada 20 Desember dengan 189 ribu kendaraan. Puncak kedua terjadi pada 24 Desember malam hingga pagi hari, sekitar 201 ribu kendaraan,” ujar Irjen Agus, dikutip Jumat, 26 Desember 2025.

Realisasi Kendaraan Keluar-Masuk Jakarta

Berdasarkan proyeksi Korlantas Polri, total kendaraan yang diperkirakan keluar dari Jakarta selama periode Nataru mencapai 2,9 juta unit. Hingga saat ini, realisasi kendaraan yang telah keluar Jakarta mencapai sekitar 41,5 persen dari total proyeksi tersebut.

Jumlah kendaraan yang masuk kembali ke Jakarta juga berada pada persentase yang hampir sama. Menurut Irjen Agus, hal ini menunjukkan arus lalu lintas masih cukup dinamis dan potensi pergerakan kendaraan masih tinggi.

“Dari proyeksi 2,9 juta kendaraan, saat ini sekitar 41,5 persen sudah keluar Jakarta. Kendaraan yang masuk ke Jakarta juga hampir sama persentasenya, sehingga arus keluar masih cukup besar,” jelasnya.

Rekayasa Lalu Lintas Antisipasi Kepadatan Kendaraan

Untuk mengurai kepadatan lalu lintas, Korlantas Polri telah menerapkan sejumlah rekayasa di titik-titik rawan. Di kawasan Puncak, Bogor, diberlakukan sistem satu arah (one way) dari arah Puncak menuju Jakarta.

Sementara itu, di ruas Tol Jakarta–Cikampek diterapkan contraflow satu lajur dari KM 47 hingga KM 65 arah Cikampek guna menjaga kelancaran arus kendaraan.

“Di beberapa lokasi memang terjadi perlambatan, tetapi dapat diatasi dengan rekayasa lalu lintas. Di Puncak kami lakukan one way dan alih arus, sedangkan di tol kami terapkan contraflow satu lajur,” kata Irjen Agus.

Larangan Kendaraan Sumbu Tiga

Irjen Agus juga menegaskan, selama pelaksanaan Operasi Natal dan Tahun Baru, kendaraan sumbu tiga tetap dilarang melintas di jalan tol sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) yang telah ditetapkan.

Kebijakan tersebut, kata dia, merupakan bagian dari upaya menjaga keselamatan dan kelancaran arus lalu lintas selama masa libur panjang.

“Kendaraan sumbu tiga tidak diperbolehkan melintas di jalan tol. Operasi Natal dan Tahun Baru ini adalah operasi kemanusiaan, sehingga keselamatan menjadi prioritas utama,” pungkasnya.(*)

Hide Ads Show Ads