Scroll untuk melanjutkan membaca

Penutupan Perdagangan, IHSG Tembus Rekor Baru

Jakarta: Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak di zona hijau sepanjang hari ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bahkan menembus rekor baru di akhir perdagangan.
Suasana Main Hall Bursa Efek Indonesia dengan papan elektronik berisi informasi indeks harga saham
Suasana Main Hall Bursa Efek Indonesia dengan papan elektronik berisi informasi indeks harga saham

IHSG tercatat ditutup di level 8.275, naik signifikan 1,36 persen atau 111,20 poin. Sebanyak 365 saham harganya naik, 313 saham harganya turun dan 277 saham stagnan.

"Saham sektor energi, bahan baku, dan sektor barang sekunder (siklikal) paling kuat naiknya dan menjadi pendorong melesatnua IHSG. Saham sektor tersebut masing-masing naik 9,26 poin, 8,36 poin dan 5,79 poin," kata Tim Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Senin (3/11/2025).

Inflasi Oktober 0,28 Persen, Dipicu Harga Emas Perhiasan

Sementara itu, volume saham yang diperdagangkan sebanyak 22,79 miliar lembar saham, dengan frekuensi perdagangan 2,09 juta kali transaksi. Total nilai perdagangan mencapai Rp15,87 triliun dan kapitalisasi pasar menjadi Rp15.050 triliun.

Tim Analis Phillip Sekuritas Indonesia mencatat aliran masuk modal asing hari ini sebesar Rp999,56 miliar. Saham-saham yang paling banyak dibeli asing antara lain BBCA, PTRO, BBRI, TLKM dan ASII. 

Dari dalam negeri, kenaikan IHSG didukung oleh sejumlah data ekonomi Indonesia yang dirilis hari ini. S&P Global Manufacturing PMI Indonesia naik ke level 51,2 di bulan Oktober dari level 50,4 di bulan sebelumnya.

"Kenaikan PMI Manufkatur menandakan peningkatan aktifitas industrinselama tiga bulan beruntun," ujar Tim Phillip Sekuritas. Sementara itu, data Indeks Harga Konsumen (IHK) menunjukkan inflasi utama naik 2,86 persen secara tahunan di bulan Oktober.

Inflasi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,65 persen dan merupakan yang tertinggi sejak April 2024. Namun masih berada dalam kisaran target Inflasi 1,5 persen - 3,5 persen yang di tetapkan oleh Bank Indonesia.

Neraca perdagangan Indonesia juga masih membukukan surplus di bulan September 2025, sebesar USD4,34 miliar. Surplusnya meningkat dari USD3,18 miliar di bulan September 2025.

Di kawasan Asia, bursa saham ditutup menguat hari ini. Meskipun data memperlihatkan pusat-pusat manufaktur besar di Asia kesulitan untuk beroperasi di bulan Oktober.

Kondisi itu disebabkan oleh permintaan AS yang lemah dan kebijakan tarif perdagangan Presiden Trump. Sehingga memukul pesanan pabrik di seluruh kawasan tersebut.

"Kunjungan Presiden Trump ke Asia minggu lalu menghasilkan beberapa kemajuan dalam negosiasi dagang dengan negara-negara berorientasi manufaktur. Seperti Tiongkok dan Korea Selatan, tetapi para eksportir tetap berhati-hati terhadap permintaan dari AS," kata Tim Phillip Sekuritas menutup analisisnya.(*)
Baca Juga
Tag:

Berita YouTube

Berita Terbaru
  • Penutupan Perdagangan, IHSG Tembus Rekor Baru
  • Penutupan Perdagangan, IHSG Tembus Rekor Baru
  • Penutupan Perdagangan, IHSG Tembus Rekor Baru
  • Penutupan Perdagangan, IHSG Tembus Rekor Baru
  • Penutupan Perdagangan, IHSG Tembus Rekor Baru
  • Penutupan Perdagangan, IHSG Tembus Rekor Baru
Tutup Iklan