Majalengka : Pemkab Majalengka,Jawa Barat, membentuk satuan tugas (Satgas) untuk mengantisipasi insiden pangan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). (3/10/25)
Sedikitnya 46 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah beroperasi di Majalengka dari total kuota 112 dapur. Keberadaan dapur ini diharapkan mampu memastikan pemenuhan gizi masyarakat secara berkelanjutan, terutama bagi anak-anak dan kelompok rentan.
Selain itu, program MBG juga diharapkan mendorong perputaran ekonomi lokal melalui pemberdayaan UMKM serta petani dalam rantai pasok pangan.
Salah satunya adalah Dapur SPPG ke-46 di Desa Cibogor, Kecamatan Ligung. Dapur ini mempekerjakan 48 tenaga kerja lokal dengan cakupan layanan ke enam desa, yakni Buntu, Cibogor, Kertasari, Ligung, Wanasalan, dan Beber.
Bupati Majalengka, Eman Suherman, menegaskan pihaknya tidak ingin terjadi kasus serupa seperti di kabupaten lain.
Ia menuturkan bahwa insiden pangan yang terjadi bukan berasal dari bahan pangan, melainkan dari proses pengolahan yang kurang tepat.
“Di Majalengka saya sangat antisipasi. Karena itu, kami membentuk Satgas untuk memantau seluruh dapur SPPG agar benar-benar melaksanakan SOP sesuai panduan,” kata Eman, dikutip, 3 Oktober 2025.
Sementara itu, pemilik Dapur SPPG Cibogor, Edi Karsidi, mengatakan pihaknya siap membuka diri terhadap masukan, terutama dari pihak sekolah. Menurutnya, salah satu penyebab keracunan di daerah lain adalah penyajian makanan yang masih dalam kondisi panas.
Ia menambahkan, di Majalengka pihaknya berkomitmen berkolaborasi dengan sekolah dan komite kelas untuk memastikan makanan yang diberikan tetap layak konsumsi.
Dapur SPPG Cibogor sendiri resmi di-launching oleh Bupati Majalengka pada Rabu, 1 Oktober 2025 dan mulai beroperasi Kamis, 2 Oktober 2025 melayani 2.941 pelajar SD, SMP, SMA, serta ibu hamil.(*)