Bandung: Pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Jawa Barat kembali menjadi sorotan. Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat, Daddy Rohanady, menyebut proyek ini sebagai pekerjaan lama yang akhirnya mulai bergerak, meski tantangannya tak sedikit.
 |
| Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat, Daddy Rohanady |
“LRT itu sebenarnya rencana lama. Kalau sekarang dibangun, ya baik-baik saja. Lihat saja DKI, dulu pembangunannya semrawut, tapi sekarang semua menikmatinya,” ujar Daddy, Sabtu (18/10/2025).
Ia mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur besar memang kerap menimbulkan kekacauan sementara. Pengalaman pribadinya saat pembangunan jalan layang Cililitan–Tanjung Priok menjadi contoh nyata. “Waktu itu semrawut sekali. Tapi sekarang? Semua orang menikmati hasilnya,” tambahnya.
Daddy menyoroti rencana perpanjangan jalur LRT dari Menteng hingga Harapan Baru, yang sudah masuk wilayah Jawa Barat. Menurutnya, ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri, terutama jika ingin melanjutkan pembangunan hingga lebih dalam ke wilayah Jabar.
“Perlu pemikiran jangka panjang. Pembiayaannya tidak murah. Ini pekerjaan monumental,” tegasnya.
Ia juga mengungkap hasil konsultasi dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Tiket LRT yang dijual saat ini disebut tidak mencerminkan harga keekonomian. “Pasti rugi. Jangan sampai jadi beban APBN,” katanya, mengutip pernyataan Menteri Keuangan.
Meski demikian, Daddy menekankan pentingnya moda transportasi massal. Ia membandingkan waktu tempuh dari kantor DPRD Jabar ke Stasiun Tegal Luar dengan perjalanan menggunakan LRT dari Halim. “Saya lebih lama. Terlambat. Ini jadi PR besar,” ujarnya.
Selain LRT, ia juga menyinggung proyek Bus Rapid Transit (BRT) dan Bandung Indra Urban Toll Road yang masih terkendala pembebasan lahan. “Persoalan klasik. Tapi harus diselesaikan,” tutup Daddy.(*)
