.jpeg){kind=small}
Karawang : Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan penempatan dana pemerintah daerah di giro merupakan mekanisme keuangan sah menjaga transparansi. Sistem ini dipilih karena pembayaran kegiatan pembangunan tidak dilakukan sekaligus agar tetap terkendali.(25/10/25).
 |
| Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi |
Ia menyebut, sebagai contoh proyek lelang pekerjaan jalan senilai Rp1 triliun dibayar dalam tiga termin. Pembagian termin ini dilakukan untuk memastikan pekerjaan selesai dengan baik sebelum seluruh dana disalurkan.
“Kalau diberikan uang langsung, bagaimana kalau nanti uangnya diserap tapi pekerjaannya tidak ada?. Ini akan menjadi masalah hukum bagi penyelenggara kegiatan seperti kepala PU (Kementerian Pekerjaan Umum),”ujarnya dalam video yang diunggah di akun TikToknya @dedimulyadiofficial, Kamis (23/10/2025).
Dedi menambahkan, dana pemerintah provinsi Jawa Barat disimpan dalam bentuk giro di Bank Jabar sebagai kas daerah. Ia menilai penempatan dana di giro menjadi pilihan paling aman dan transparan dibandingkan bentuk simpanan lainnya.
Ia juga menjelaskan, bunga dari dana yang tersimpan di giro akan kembali ke kas daerah sebagai pendapatan lain-lain. Ia menegaskan, mekanisme tersebut memastikan seluruh hasil pengelolaan keuangan tetap digunakan untuk kepentingan pembangunan masyarakat Jawa Barat.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi isu dana pemerintah daerah yang tersimpan di bank, termasuk dalam bentuk giro. Ia menegaskan tidak perlu ada pertemuan dengan kepala daerah karena data tersebut dikumpulkan langsung oleh Bank Indonesia (BI).
“Enggak, bukan urusan saya itu. Biar saja BI yang ngumpulin data, saya cuma pakai data bank sentral,” katanya di Jakarta, Kamis (23/10/2025).(*)
.jpeg)
