Hari ini
Cuaca 0oC
BREAKING NEWS

Ngumbah Keris, Tradisi Merawat Pusaka di Bulan Suro

 Karawang : Dalam setiap perayaan Malam Satu Suro, ada sebuah tradisi yang tidak boleh dilewatkan oleh masyarakat Jawa. 

Ngumbah Keris, Tradisi Merawat Pusaka di Bulan Suro

Tradisi ini merupakan bagian dari rangkaian ritual bulan Suro yaitu, ngumbah keris atau jamasan pusaka. 

Ngumbah keris merupakan sebuah tradisi merawat keris, pusaka yang dianggap memiliki nilai spiritual dan historis bagi masyarakat Jawa. Ngumbah keris bertujuan untuk membersihkan keris dari kotoran, karat, dan energi negatif yang mungkin menempel pada keris. 

Ada berbagai macam persiapan untuk melakukan kegiatan ngumbah keris. Mengutip situs resmi Keraton Jogja, berikut penjelasannya. 

Dalam setiap kegiatan ngumbah keris, pusaka-pusaka yang akan dimandikan ada berbagai macam. Diantaranya, senjata, kereta, alat-alat berkuda, bendera, vegetasi, gamelan, serat-serat (manuskrip), dan lain-lain.

Terkait tujuannya, jamasan pusaka atau ngumbah keris dilakukan untuk menghormati dan merawat segala pusaka yang dimiliki keraton. Akan tetapi terdapat dua aspek alasan pelaksanaan jamasan pusaka, yakni terkait teknis dan spiritual. 

Tradisi ini ditujukan untuk merawat benda-benda yang dapat dikatakan sebagai warisan dari orang-orang terdahulu. Sedangkan aspek spiritualnya, dilaksanakan sebagai penyambutan oleh masyarakat Jawa terhadap datangnya malam satu suro. 

Biasanya sebelum mencuci pusaka, seseorang harus melakukan puasa pati geni dalam ruang tertutup satu hari satu malam. Kemudian sebelum malam satu Suro, dilakukan perendaman pusaka menggunakan bahan-bahan khusus untuk menghilangkan karat.

Meski demikian, tradisi ngumbah keris memang mengundang banyak pertanyaan, salah satunya dari segi kepercayaan. Seiring berjalannya waktu, tradisi ini kemudian tradisi ini masih tetap dilakukan oleh segelintir masyarakat Jawa.(*)
Hide Ads Show Ads