Rupiah Naik ke Posisi Rp16.528 per Dolar AS

Menurut Bloomberg, rupiah terpantau naik 0,20 persen atau 33 poin ke posisi Rp16.528 per dolar AS. 

Rupiah masih bisa menguat di tengah indikasi melambatnya perekonomian domestik. Hal itu terlihat dari sejumlah indikator seperti Indeks Penjualan Riil (IPR) dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). 

Bank Indonesia (BI) memperkirakan IPR per April 2025 terkontraksi 2,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Sedangkan IKK pada bulan yang sama naik tipis menjadi 121,7 dari 121,1 pada bulan sebelumnya.

Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan secara ekonomi antusiasme masyarakat pada momen Lebaran 2025 tidak sebesar tahun sebelumnya. Ini karena pada tahun ini tidak terjadi peningkatan signifikan pada pendapatan masyarakat.

"Untuk mengantisipasi agar konsumsi masyarakat tidak makin melemah, perlu intervensi pemerintah berbentuk penyaluran bansos yang tepat sasaran," ujarnya. Sedangkan untuk kelas menengah, lanjut dia, solusinya berupa penciptaan industri baru.

Sementara dari sisi eksternal, euforia tercapainya kesepakatan tarif antara AS dan Tiongkok mulai turun. Pelaku pasar kini mencermati data ekonomi AS yang sudah maupun akan dirilis.

Pelaku pasar juga menantikan pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, untuk mengetahui isyarat lanjutan terkait kebijakan suku bunga. "Penurunan inflasi AS meningkatkan spekulasi terhadap pemangkasan suku bunga The Fed pada tahun ini,” ucap Ibrahim.

Menurut dia, Powell kemungkinan akan bicara soal kerangka kebijakan moneter. Termasuk cetak biru untuk menetapkan sasaran dalam memaksimalkan lapangan kerja, suku bunga, dan stabilitas harga.(*)