Pergerakan Tanah Ancam Tol Cisumdawu dan 60 Rumah Warga di Sumedang
Sumedang : Pergerakan tanah sepanjang 100 meter terjadi di lereng Tol Cisumdawu Kilometer 177, tepatnya di kawasan Desa Sirnamulya, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.(15/5/25).
Kondisi ini semakin mengkhawatirkan karena pergeseran tanah makin parah setiap harinya, mengancam 60 rumah warga serta struktur jalan tol.
Sebanyak 60 rumah di Dusun Bojongtotor kini berada di zona rawan bencana. Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut dalam tiga hari terakhir diduga menjadi pemicu utama pergerakan tanah. Tidak hanya permukiman, ruas tol Cisumdawu yang menjadi jalur vital juga ikut terancam.
Menurut keterangan warga, pergerakan tanah sebenarnya telah terjadi sejak lima bulan lalu dan terus memburuk setiap kali hujan deras turun. Besi serta paku bumi yang menjadi penahan struktur proyek tol kini terlihat retak dan mulai hancur.
“Sudah lama pergerakan tanah ini terjadi. Tanah terus bergeser setiap detiknya, terutama saat hujan. Besinya bahkan sudah terlihat renggang,” ujar Een, warga Bojongtotor, Kamis (15/5/2025).
Menindaklanjuti laporan warga, BPBD Kabupaten Sumedang langsung melakukan asesmen ke lokasi. Kepala Pelaksana BPBD Sumedang, Atang Sutarno, mengungkapkan bahwa mahkota pergerakan tanah membentang hingga ke jalur tol sepanjang 170 meter, dengan elevasi mencapai 300 meter.
“Bahkan, kondisi badan jalan tol sudah mulai anjlok. Titik yang mengalami penurunan sedalam setengah meter hanya berjarak sekitar 150 meter dari permukiman warga,” jelas Atang.
BPBD mengimbau masyarakat dan pengguna tol agar meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan turun. Untuk penanganan lebih lanjut, BPBD akan mengadakan pertemuan dengan pihak CKJT (Citra Karya Jabar Tol) selaku pengelola Tol Cisumdawu guna menyusun langkah mitigasi bencana yang diperlukan.(*)