Sejarah Indramayu : Siapa Gagak Singalodra dan Raden Arya Wiralodra ?
Pendiri Indramayu Di daerah Bagelen Jawa Tengah yaitu di Banyu Urip tinggallah seorang Tumenggung Bernama Gagak Singalodra mempunyai lima orang putra, yaitu Raden Wangsanegara, Raden Ayu Wangsayuda, Raden Bagus Arya Wiralodra, Raden Bagus Tanujaya dan Raden Bagus Tanujiwa. Raden Bagus Wiralodra Putra ketiga yang berjiwa besar dan bercita-cita luhur, ia ingin membangun suatu Negara untuk diwariskan kelak kepada anak cucunya dengan tempat tinggal yang makmur dan sejahtera rakyatnya.
Raden Wiralodra menjalankan tapa brata di perbukitan Melayu di Gunung Sumbing. Setelah tiga tahun, ia mendapat wangsit yang berbunyi “ Raden Arya Wiralodra, apabila engkau ingin berbahagia serta keturunanmu dikemudian hari, pergilau merantau ke arah matahari terbenam dan carilah lembah Sungai Cimanuk. Manakala engkau tiba di sana, berhentilah dan tebanglah hutan belukar secukupnya untuk mendirikan sebuah pendukuhan dan menetaplah di sana. Kelak tempat itu akan menjadi subur dan makmur dan tujuh keturunanmu akan memerintah di sana”. Setelah mendapatkan wangsit, Raden Arya Wiralodra kembali ke Banyu Urip dan menyampaikan wangsit kepada Ayahandanya, Raden Gagak Singalodra. Raden Gagak Singalodra berkata, “ Hai Anakku Wiralodra betapapun berat hati ayah melepaskanmu untuk mencari Sungai Cimanuk, ayah menghargai cita-citamu yang begitu mulia, berhati-hatilah hidup dirantau orang, bawalah Tinggil untuk menyertai perjalananmu.”
Diceritakan bahwa perjalanan Raden Wiralodra dan KiTinggil memakan waktu 3 tahun. Ia pun terus berjalan menuju arah matahari tenggelam. Akhirnya suatu senja, sampai di sebuah sungai yang amat besar, betapa sukaria hatinya karena disangka sungai itu adalah Sungai Cimanuk yang sedang dicarinya. Berkata Raden Wiralodra pada Ki Tinggil, “ Rupanya inilah Sungai Cimanuk yang sedang kita cari.”Ki Tinggil menjawab, “Hamba pikir lebih baik ambil istirahat sampai besok pagi.”
Pada keesokan paginya ada seorang kakek yang memperhatikan Raden Wiralodra dan Ki Tinggil yang tertidur lelap, kakek itu mendekati lalu berkata, “Hai kisanak, siapakah kalian bedua? Kenapa tidur di situ?” Ki Tinggil dan Raden Wiralodra terkejut melihat kakek yang tiba-tiba ada di hadapannya lalu Raden Wiralodra menjawab, “kek kami tertidur dan perlu kakek ketahui bahwa Saya Raden Wiralodra dan Ki Tinggil. Kami dari Banyu Urip”
Lalu Raden Wiralodra menceritakan perjalanannya hingga tiba di pinggir sungai besar. Kemudian Raden Wiralodra bertanya sambil menatap wajah kakek tersebut.“kek, apakah ini Sungai Cimanuk yang selama ini saya cari?” Kakek menjawab, “Kasihan cucu-cucuku, sungai yang kalian cari sudah jauh terlewat. Perlu cucu ketahui, Sungai besar ini adalah Sungai Citarum.”(Sumber/red)