Hari ini
Cuaca 0oC
BREAKING NEWS

Nigora, Kisah Mahasiswi Uzbekistan yang Jatuh Cinta pada Indonesia

 Malang : Nigora, demikian nama gadis itu. Ia mahasiswi di Universitas Brawijaya (UB), Malang. Sekilas, Nigora tampak seperti mahasiswi yang lain, arek Malang. Siapa sangka ia adalah mahasiswi yang berasal dari negeri nun jauh di Asia Tengah, Uzbekistan. (16/5/25)

Nigora sedang mengambil program BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing). Di negaranya, ia telah mengambil program sarjana jurusan Bahasa Indonesia. Ia melanjutkan program di BIPA UB sudah sejak delapan bulan lalu. “Saya sudah lulus kuliah di Uzbekistan jurusan Bahasa Indonesia, karena saya memang tertarik belajar bahasa,” kata Nigora, Kamis (15/5/2025).
Usai mahir berbahasa Indonesia, bahkan Nigora kini mulai menjamah Bahasa Jawa. Selama beberapa bulan di Indonesia, ia telah mengunjungi beberapa kota di Jawa Timur maupun Jawa Tengah. Pengalaman ini membuatnya tertarik untuk memperdalam kemampuan bahasa Jawa. “Selain bahasa Jawa, saya coba wayang dan gamelan juga. Saya ikut kelas gamelan beberapa kali dan saya sangat tertarik,” ungkapnya.
Di Usbekistan, selain kuliah, Nigora selama ini telah bekerja sebagai pemandu wisata. Dia mendampingi turis-turis terutama asal Indonesia dan Malaysia untuk mengunjungi beberapa tempat. “Di Uzbekistan ada beberapa tempat, misalnya Tashkent, Ibu Kota, Samarkand, dan Bukhara yang jadi paling banyak didatangi wisatawan,” ujarnya.

Di Bukhara, orang Indonesia berziarah di makam Imam Bukhari sang perawi hadist yang sangat masyhur itu. Umat Islam mengenal hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari sebagai hadist yang sahih.
Kisah Mahasiswi Uzbekistan yang Jatuh Cinta pada Indonesia

Makam Imam Bukhari kembali di pugar oleh Pemerintah Uni Soviet, waktu itu, atas permintaan Presiden Bung Karno. Uzbekistan pada masa Perang Dingin adalah salah satu republik (negara bagian) dari negara Uni Soviet yang beribukota di Moskow. Kini Uni Soviet sudah bubar. Moskow kini menjadi ibukota Rusia dan Uzbekistan menjadi negara merdeka.  

Selain menjadi pemandu wisata, Nigora juga telah menulis beberapa terjemahan cerita rakyat Indonesia ke dalam bahasa Uzbekistan. 

Kekaguman Nigora pada Indonesia tidak berhenti di situ. Setelah jatuh cinta pada Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, wayang, gamelan, ia ingin melanjutkan studi Magister Linguistik (S2) dalam bahasa Indonesia. Cita-citanya yang lain yang ingin diraih sehubungan dengan rasa cinta pada Indonesia, ia ungkapkan: “Saya ingin tinggal lebih lama di Indonesia, bahkan saya punya impian bisa jadi warga negara Indonesia,” ucapnya sambil tersenyum.(*)
Hide Ads Show Ads