Tasikmalaya: Seorang nelayan asal Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, yang dilaporkan hilang setelah perahunya disambar petir di perairan Pantai Cemara, Desa Ciheras, Cipatujah, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.(21/11/25)
Penemuan tragis ini mengakhiri operasi pencarian yang telah berlangsung selama tiga hari oleh tim gabungan.
Korban, yang diidentifikasi sebagai Arif (40), ditemukan sekitar satu kilometer dari garis pantai setelah hilang terbawa arus laut pasca insiden nahas pada Selasa (18/11/2025) petang. Peristiwa ini terjadi saat korban sedang melaut bersama putranya, Riki, untuk menangkap ikan layur.
Pencarian Intensif dan Detail Insiden
Cuaca di perairan yang semula dilaporkan cerah tiba-tiba memburuk secara ekstrem. Berdasarkan keterangan saksi dan hasil penyelidikan awal, perahu kecil yang ditumpangi kedua nelayan itu dihantam oleh sambaran petir berulang kali.
Sambaran petir pertama menyebabkan perahu oleng dan hampir terbalik. Namun, sambaran petir kedua diduga kuat langsung mengenai tubuh Arif, menyebabkan ia terlempar ke laut. Putranya, Riki, selamat dan berusaha memberikan pertolongan di tengah kondisi cuaca yang sangat mengancam, tetapi upaya tersebut sia-sia akibat hempasan gelombang besar dan ancaman petir yang terus-menerus.
Tim pencari gabungan, yang terdiri dari unsur kepolisian, TNI, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Taruna Siaga Bencana (Tagana), serta para nelayan setempat, telah menyisir perairan secara nonstop sejak korban dinyatakan hilang.
Peringatan Keselamatan Maritim
Jembar Adisetya, Ketua Forum Komunikasi (FK) Tagana Kabupaten Tasikmalaya, membenarkan terjadinya insiden tersebut.
"Sekitar pukul 15.30 [waktu setempat], telah terjadi kecelakaan laut di Pantai Cipatujah, di mana dua orang nelayan tersambar petir di perairan, menyebabkan satu [orang] terpental ke perairan," ujar Adisetya, seperti dikutip media lokal.
Penemuan jenazah Arif menandai penutup operasi pencarian yang melelahkan. Jenazah korban kemudian dievakuasi dan diserahkan kepada pihak keluarga.
Merespons insiden ini, tim gabungan kembali menyampaikan peringatan keras kepada seluruh komunitas nelayan di pesisir selatan Jawa Barat.
Nelayan didesak untuk selalu memantau dan mematuhi informasi prakiraan cuaca maritim serta memprioritaskan keselamatan diri. Peringatan ini dikeluarkan mengingat dalam beberapa waktu terakhir, wilayah tersebut mengalami peningkatan intensitas hujan, badai, dan potensi sambaran petir yang signifikan.(*)

