Sangat Prihatin Kondisi Gaza Makin Terpuruk Akibat Hujan Lebat Rendam Tenda Pengungsi
Gaza: Hujan musim dingin lebat disertai angin kencang merendam tenda-tenda pengungsi di Gaza dan memperparah krisis kemanusiaan di sana. Kondisi cuaca ekstrem ini menambah penderitaan warga Palestina yang telah mengungsi akibat perang.
 |
| Kondisi Gaza setelah diterpa badai musim dingin (Foto: X - Philippe Lazzarini) |
Melansir dari Al Jazeera, Selasa (30/12/2025), situasi tersebut terjadi di tengah pembatasan bantuan kemanusiaan yang masih diberlakukan Israel. Tenda-tenda darurat terendam air dan kamp-kamp pengungsian dipenuhi lumpur.
Sementara itu, sebagian besar warga Gaza kini hanya dapat berlindung di struktur seadanya. Sekitar 80 persen bangunan hancur, memaksa warga tinggal di tenda yang tidak mampu melindungi dari hujan lebat maupun banjir.
Advertisement
Para pejabat memperingatkan risiko serius terhadap kesehatan masyarakat, termasuk penyebaran penyakit akibat air banjir yang tercemar limbah dan sampah. Sistem pembuangan limbah yang rusak dan kewalahan memperburuk kondisi, sementara bangunan rusak berisiko runtuh akibat curah hujan tinggi.
Sedikitnya 15 orang, termasuk bayi, dilaporkan meninggal dunia akibat hipotermia sepanjang bulan ini. Di kawasan Zeitoun, Kota Gaza, genangan air dalam dan lumpur tebal menyulitkan aktivitas warga.
Air banjir bercampur limbah dan sampah menggenangi permukiman, memaksa pekerja kota berupaya memompa limbah dari jaringan pembuangan yang kewalahan. Sejumlah keluarga melaporkan air limbah masuk ke dalam tenda tempat mereka berlindung.
Lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan menyerukan komunitas internasional untuk menekan Israel. Desakan tersebut bertujuan agar pembatasan terhadap pengiriman bantuan penyelamat nyawa segera dicabut.
UNRWA menyebut hujan musim dingin yang keras semakin memperparah penderitaan, keputusasaan, dan risiko kematian warga Gaza. UNRWA juga menegaskan bahwa bantuan belum diizinkan masuk dalam skala yang dibutuhkan.(*)
