Karawang : Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2024 mencatat sebanyak 9.625 kasus baru HIV/AIDS. Jawa Barat pun menempati posisi sebagai provinsi dengan jumlah kasus HIV terbanyak di Indonesia. Kondisi ini dinilai sangat memprihatinkan dan perlu menjadi perhatian serius semua pihak.(1/12/25).
Anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi Golkar, Hj. Sri Rahayu , SH, menegaskan bahwa penanganan HIV/AIDS tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
“Penanganan HIV/AIDS bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Upaya pencegahan dan penanggulangan membutuhkan dukungan luas agar hasilnya efektif dan berkelanjutan,” ujar Sri Rahayu saat dimintai tanggapannya terkait peringatan Hari AIDS Sedunia, 1 Desember 2025, di Karawang.
Peran pemerintah dan Masyarakat
Menurutnya, pemerintah memiliki peran penting dalam penyusunan kebijakan, penyediaan fasilitas layanan kesehatan, serta edukasi komprehensif kepada masyarakat. Namun di sisi lain, masyarakat juga memegang peranan krusial, antara lain:
Pencegahan: Menghindari hubungan seks berisiko, tidak menggunakan narkoba suntik, serta memastikan penggunaan alat medis steril.
Dukungan Sosial: Memberikan dukungan psikologis, sosial, ekonomi dan spiritual kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA), serta menghapus stigma.
Partisipasi Program: Terlibat dalam program pemerintah atau LSM terkait penanggulangan HIV/AIDS.
Perawatan Berbasis Komunitas: Mendukung perawatan berbasis komunitas bagi ODHA yang dirawat di rumah (Community Home Based Care).
Sri Rahayu menegaskan bahwa perawatan HIV/AIDS tidak hanya mencakup aspek medis, tetapi juga dukungan psikologis, sosial, spiritual, serta rehabilitasi yang menyeluruh.
Ajakan untuk Terapkan Metode ABCDE
Anggota DPRD dari Dapil X Jabar (Purwakarta–Karawang) ini turut mengajak masyarakat Jawa Barat, khususnya di Purwakarta dan Karawang, untuk menjaga kesehatan dan menerapkan metode ABCDE sebagai langkah pencegahan HIV/AIDS:
A – Abstinence: Menahan diri dari hubungan seksual berisiko, terutama bagi yang belum menikah.
B – Be Faithful: Setia kepada satu pasangan sah.
C – Condom: Menggunakan kondom saat berhubungan seksual, terutama bila status kesehatan pasangan tidak diketahui.
D – Drug No: Menghindari penggunaan narkoba suntik.
E – Education: Mempelajari dan menyebarkan informasi benar tentang HIV/AIDS untuk memutus rantai penularan dan menghilangkan stigma.
Hapus Stigma terhadap ODHA
Sri Rahayu juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mendiskriminasi ODHA. Dukungan dari lingkungan sekitar, katanya, sangat penting agar mereka dapat menjalani kehidupan dengan sehat dan bermartabat.
“Jangan jauhi ODHA. Berikan dukungan psikologis, sosial, ekonomi, dan spiritual. Stigma hanya akan memperburuk keadaan,” tegasnya.
Ia menutup dengan menekankan pentingnya pendidikan kesehatan sejak dini bagi anak dan remaja sebagai benteng pencegahan.
“Pendidikan kesehatan harus diberikan sejak dini agar generasi muda memiliki pemahaman yang benar dan mampu melindungi diri hingga dewasa,” pungkasnya. (*)

