Krisis Gaji: Ribuan Staf Pengendali Lalu Lintas Udara (ATC) dan TSA Bekerja Tanpa Bayaran. Gedung Putih Khawatir Kekacauan Meluas.
![]() |
| Foto : Penerbangan di Bandara Nasional Ronald Reagan Washington di Arlington, Virginia, tertunda rata-rata 31 menit, hingga 62 menit |
Amerika Serikat : Kekacauan penerbangan besar melanda Amerika Serikat (AS) ketika masalah kekurangan staf di unit Pengendali Lalu Lintas Udara (Air Traffic Control/ATC) kian parah, imbas dari penutupan pemerintahan (government shutdown) yang telah memasuki hari ke-23.(24/10/25).
Penundaan masif dilaporkan terjadi di bandara-bandara utama, termasuk di New York, Washington, Newark, dan Houston.
Administrasi Penerbangan Federal (FAA) pada Kamis malam melaporkan adanya isu kekurangan staf di 10 lokasi berbeda. Hal ini memaksa dikeluarkannya penghentian darat (ground stops) di Bandara Houston Bush dan Newark.
Berdasarkan data FlightAware, lebih dari 4.200 penerbangan AS tertunda pada Kamis, di mana lebih dari 15% penerbangan terganggu di Bandara Reagan, Newark, dan LaGuardia.
Krisis Gaji Memicu Kekhawatiran
Krisis ini berakar dari shutdown, yang memaksa sekitar 13.000 petugas ATC dan 50.000 petugas Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) untuk bekerja tanpa dibayar. Kekhawatiran meningkat di kalangan pejabat federal bahwa absensi staf akan melonjak, terutama karena para petugas ini akan kehilangan gaji penuh pertama mereka pada hari Selasa mendatang.
"Kami khawatir akan ada penundaan penerbangan, gangguan, dan pembatalan signifikan di bandara-bandara utama di seluruh negeri pada musim liburan ini," ujar Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, seperti dikutip dari pernyataan pers yang dirilis Kamis (23/10).
Penundaan terparah dilaporkan di Bandara LaGuardia New York, dengan rata-rata penundaan mencapai 62 menit. Sementara itu, penundaan di Bandara Nasional Ronald Reagan Washington rata-rata mencapai 31 menit.
Perang Kata di Washington
Isu kontrol lalu lintas udara dengan cepat menjadi titik nyala dalam perdebatan shutdown, dengan kedua belah pihak di Kongres saling menyalahkan. Partai Demokrat menolak anggapan bahwa mereka bertanggung jawab, bersikeras bahwa Presiden Donald Trump dan Partai Republik yang menolak bernegosiasi.
Sebagai catatan, pada shutdown tahun 2019 yang berlangsung selama 35 hari, jumlah absensi petugas ATC dan TSA meningkat drastis. Saat itu, otoritas terpaksa memperlambat lalu lintas udara di New York dan Washington, yang kemudian memberikan tekanan besar pada anggota parlemen untuk mengakhiri kebuntuan.
Bahkan sebelum shutdown ini, FAA sudah kekurangan sekitar 3.500 petugas ATC dari target yang ditetapkan. Banyak petugas yang sudah terpaksa bekerja lembur wajib dan enam hari dalam seminggu. Kondisi ini membuat serikat pekerja dan maskapai penerbangan mendesak diakhirinya kebuntuan shutdown sesegera mungkin.(*)

.jpeg)