![]() |
| Dalang Senior Ki Ageng KRT. H. Anom Suroto yang dikenal dengan suaranya yang merdu dan khas selalu digandrungi pecinta wayang kulit Nusantara |
Suara emas Ki Anom Suroto diakui teman-teman seprofesi, terutama dalang-dalang muda. Tak sedikit dalang muda yang mengikuti cengkok, suluk khasnya Anom Suroto.
"Pak Anom itu seorang maestro, panutan semua dalang. Bahkan dunia mengakui dia seorang maestro yang mempunyai suara emas, yang menjadi kecintaan anak-anak muda dulu," ujar Ki Ngabehi Jokarno, dalang dan seniman dari RRI Surakarta, Kamis (23/10).
Menurut dia, sekarang banyak dalang-dalang muda yang sedang tenar. Suaranya bagus belajar dari Ki Anom Suroto.
"Yang khas dari beliau itu suara emasnya yang bagus, juga spektakuler, dramatikanya juga bagus. Semua pendengar pemirsa kalau mendengarkan itu terhanyut oleh catur (suara) beliau," ucap Ki Jokarno.
Ki Anom memang sangat jarang menambahkan musik modern dalam tiap pergelaran. Tapi dia tidak alergi dengan tambahan bedug dan instrumen lain untuk menarik perhatian penonton.
"Dia lebih pada menambahkan dagelan (untuk memperkuat adegan Limbuk dan Goro-goro). Sehingga wayangannya beliau meskipun sudah sepuh tetap laku, dan disukai penggemar wayang kulit," ujarnya.
Jokarno juga mengakui, sebagai seorang dalang senior Ki Anom Suroto tidak pelit ilmu kepada junior-juniornya. Dia selalu memberikan materi tebaik untuk kelestarian kesenian wayang kulit.
"Saya juga muridnya saat ngajar di ISI Surakarta, dulu sebagai dosen luar biasa. Tidak pelit untuk memberikan ilmunya kepada junior-juniornya," ucapnya.
Ki Ngabehi Edi Sulistiyono seorang Dalang dan juga seniman RRI Surakarta itu mengakui bahwa Ki Anom Suroto itu memiliki suara emas. Banyak dalang-dalang muda yang ingin menirukan, tetapi belum bisa mendekati.
"Suara itu bener-bener utuh, kita belum menjumpai suaranya serak. Dari muda sampai tua itu konsisten," katanya.
"Kalau dalam lain seperti Ki Narto Sabdo itu sepuh ya suaranya jadi lain, berubah. Kalau Pak Anom itu tidak, suaranya yang kung (manteb) itu dalam pedalangan suluknya luar biasa."
Ki Anom Suroto mulai terjun ke dunia pedalangan sejak tahun 60 an. Kemudian mencapai masa kejayaan era 70-90 an.
"Masa keemasan sebenarnya jaya sepanjang masa. Tapi tahun 70-90 itu luar biasa, setiap instansi di Solo ini, pengusaha kalau ulang tahun nanggap pak Anom Suroto," ujarnya.
Ki Anom Suroto menghembuskan nafas terakhir Kamis sekitar pukul 07.00 WIB. Almarhum menjalani perawatan di RS dr Oen Kandang Sapi, Solo.
Jenazah Ko Anom Suroto disemayamkan di rumah duka Kebon Seni Timasan, Makam Haji Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Jenazah akan dimakamkan di pemakaman keluarga Depokan Juwiring, Kabupaten Klaten pukul 15.00 WIB. (*)

