Jatim: Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mengungkapkan, sebanyak tiga warga luka-luka. Tiga warga luka-luka itu, terdampak gempa bumi dengan magnitudo (M) 6,5 di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025) malam.
![]() |
Sebuah bangunan rumah rusak terdampak gempa bumi dengan magnitudo (M) 6,5 yang mengguncang wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025) malam (Foto: NET/Ist) |
Pernyataan ini, diungkapkan langsung oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari. Hingga pagi ini, Rabu (1/10/2025), tim gabungan BPBD Provinsi Jawa Timur bersama BPBD Kabupaten Sumenep melakukan pendataan.
"Tim gabungan masih melakukan pendataan dan penanganan darurat di lapangan. data kaji sementara tercatat 30 unit rumah rusak, termasuk empat fasilitas ibadah terdampak dan satu fasilitas kesehatan," kata Abdul dalam keterangannya, Rabu (1/10/2025).
Abdul mengungkapkan, aliran listrik juga sempat padam di Kecamatan Gayam akibat guncangan gempa. Saat ini, pihak terkait masih dalam proses pemulihan penyaluran listrik.
Diketahui, gempa bumi pada pukul 23.49 WIB itu sempat membuat warga panik dan berhamburan keluar. Hingga pukul 00.29 WIB tercatat empat gempa susulan dengan magnitudo terbesar M 4,4.
"Upaya penanganan darurat dilakukan dengan monitoring pascagempa. Pendataan kerusakan, serta penyampaian himbauan agar masyarakat tetap tenang dan waspada," ucap Abdul.
BPBD juga meminta warga untuk tidak mempercayai informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Serta, memastikan keamanan bangunan sebelum kembali beraktivitas di dalam rumah.
"BNPB terus memantau kondisi dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta instansi terkait. Informasi resmi perkembangan penanganan gempa akan disampaikan secara berkala," ujar Abdul.
Sementara, Prakirawan BMKG, Agung Dwi Nugroho menjelaskan, gempa utama berpusat 58 kilometer Tenggara Sumenep dengan kedalaman 12 kilometer. Analisis menunjukkan guncangan dipicu aktivitas sesar aktif di laut dangkal dengan mekanisme patahan naik.
“Gempa utama direvisi dari magnitudo 6,5 menjadi 6. Hingga kini sudah tercatat empat kali susulan,” ujar Agung pada RRI, Rabu (1/10/2025). Ia menegaskan, gempa susulan relatif kecil dan tidak menimbulkan kerusakan.
Berdasarkan peta guncangan, intensitas tertinggi tercatat pada skala MMI V–VI di Pulau Sapudi. Getaran juga dirasakan skala IV di Sumenep, serta skala III–IV di Situbondo, Pamekasan hingga Surabaya.
Wilayah Jember, Lumajang, dan Banyuwangi mengalami guncangan skala III. Sedangkan di Malang, Blitar, hingga Lombok getaran lemah terukur pada skala II–III MMI.
BMKG menegaskan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Meski begitu, masyarakat tetap diminta meningkatkan kewaspadaan menghadapi kemungkinan gempa susulan berikutnya.
“Gempa bumi tidak bisa diprediksi. Saat terjadi guncangan, segera cari tempat terbuka dan jauhi bangunan berisiko roboh,” ujarnya.(*)