Kebakaran dan Panas Ekstrem Ancam Jutaan Warga Eropa
Paris: Kebakaran di Eropa telah memicu kematian, evakuasi massal, dan gangguan besar terhadap kehidupan masyarakat. Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) menyerukan tindakan segera kepada otoritas di Eropa.
Seruan ini disampaikan untuk menghadapi gelombang panas dan kebakaran hutan yang kian meluas, dilansir dari Anadolu, Sabtu (5/7/2025). Menurut IFRC, bencana tersebut bukan lagi peristiwa yang terisolasi, melainkan telah menjadi kenyataan baru bagi jutaan orang di Eropa.
Dalam pernyataannya, Direktur Regional IFRC untuk Eropa, Birgitte Bischoff Ebbesen, menyampaikan keprihatinannya terhadap dampak musim panas di Eropa. “Gelombang panas dan kebakaran hutan bukan lagi peristiwa yang terpisah; ini menjadi kenyataan baru bagi jutaan orang di Eropa,” katanya.
Ia menambahkan, setiap musim panas kini diwarnai oleh kematian yang seharusnya bisa dicegah. “Musim panas demi musim panas, kita menyaksikan kematian yang seharusnya bisa dicegah, hilangnya mata pencaharian, dan dampak terhadap kesehatan masyarakat," ujarnya.
"Gelombang panas semakin mematikan, kebakaran semakin hebat. Dan mereka yang paling berisiko sering kali adalah yang paling tidak siap.”
Kondisi ini terlihat nyata di beberapa wilayah Eropa. Di kota pesisir Izmir, Turki, kebakaran hutan telah menewaskan dua orang dan merusak lebih dari 100 rumah.
Sementara itu, di pulau Kreta, Yunani, lebih dari 5.000 orang, termasuk wisatawan, telah dievakuasi akibat kobaran api. Kebakaran serupa juga memicu evakuasi di wilayah timur Jerman.
IFRC memperingatkan musim panas ini baru dimulai, dan bencana terkait cuaca ekstrem kemungkinan akan terus terjadi hingga beberapa bulan. Organisasi tersebut menekankan pentingnya pergeseran dari respons reaktif menuju kesiapsiagaan yang proaktif.
Sebagai bagian dari upaya bantuan, tim Palang Merah dan Bulan Sabit Merah telah dikerahkan ke berbagai wilayah terdampak. Di Yunani, relawan memberikan pertolongan pertama dan merawat warga yang dievakuasi.
Di Turki, tim Bulan Sabit Merah mendistribusikan makanan, air minum, dan barang bantuan kepada para korban. Sementara itu di Makedonia Utara, tim bergerak membagikan air dan pelindung panas kepada para migran yang terpapar cuaca ekstrem.
Dalam pernyataannya, IFRC menekankan bahwa kesiapsiagaan yang lebih baik dapat menyelamatkan nyawa. Mereka menyerukan kepada pemerintah dan komunitas untuk berinvestasi dalam sistem peringatan dini.
Selain itu, mereka mendorong penguatan layanan kesehatan dan adaptasi terhadap perubahan iklim. IFRC juga mengingatkan bahwa tanpa tindakan nyata, bencana iklim akan semakin sering terjadi dan menimbulkan dampak yang lebih besar.(*)