Viral Grup Fantasi Sedarah, Darus Hayina Tuding DP3A Kabupaten Karawang Kurang Fungsi
Karawang : Baru -baru ini jagat dunia maya sedang terjadi guncangan besar yang disebabkan di media sosial Facebook terdapat grup komunitas dengan nama Fantasi Sedarah yang kemudian namanya berubah menjadi suka duka untuk menyamarkan grup tersebut yang memiliki anggota mencapai 41.000 orang.
Pasalnya grup tersebut isinya menjadikan anak - anak sebagai obyek fantasi seksual dan mewajarkan hubungan sedarah (inses).
Beberapa member menggunakan nama atau tanpa nama (anonim) bercerita tentang berbagai pengalaman para anggota grupnya yang sudah melecehkan baik itu kaka kepada adiknya, ibu kepada anaknya, bapak kepada anaknya atau sebaliknya.
Terdapat salah satu akun bertanya : apasih sebabnya kalian sampai nafsu ke yang sedarah?. Lalu member lain menjawabnya : karena kenal dekat. Apalagi ke anak lebih kuat posisi kita sebagai ortu.
Praktisi dan pemerhati anak. Dhigdaya Center, Darus Hayina, menuturkan eksistensi grup Facebook Fantasi Sedarah adalah fenomena yang menjijikan.
Peristiwa itu tidak hanya merusak moral kemanusiaan melainkan sudah sangat menyimpang dari norma agama maupun hukum positif serta hal itupun menjadi sinyal bahaya yang sangat serius bagi anak anak karena grup itu menjadi sarang predator anak.
"Pemerintah dan masyarakat harus sadar bahwa ancaman predator terhadap anak sudah sangat semakin besar dan bahaya. Yang seharusnya anak mendapatkan ruang aman dan nyaman kini mulai hilang bahkan sampai pada ruang diapandang paling amanpun (keluarga) dapat menjadi bahaya bagi anak.
Kasus seorang Bapak Cabuli Anak Kandungnya sendiri yang baru berusia 5 tahun di Karawang
Lebih lanjut Darus Hayina Menyampaikan bahwa fenomena cabul kerap terjadi di Karawang berbagai peristiwa perlakuan tidak pantas dialami oleh anak - anak. (17/5/25).
Pasalnya 3 (tiga) bulan tepatnya 12 februari 2025 ada seorang wanita melaporkan dugaan perbuatan cabul yang diduga dilakukan oleh suaminya terhadap anaknya sendiri yang sampai saat ini anak menurut ibunya mengalami trauma terlebih pelaku masih berkeliaran bebas sehingga anak semakin merasa takut. Hal ini menunjukkan bahwa rumah yang seharusnya menjadi ruang atau tempat yang paling aman kini justru menjadi tempat kekerasan seksual dan pelakunya justru adalah orang - orang terdekat.
"Saya berharap pemerintah Kabupaten Karawang dalam hal ini Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A) harus berperan aktif turun ke masyarakat dan cermati segala permasalahan yang terjadi dimasyarakat agar keberadaan DP3A bisa dirasakan langsung oleh masyarakat bukan sekedar berkegiatan ceremonial saja hanya rapat rapat yang dilakukan". Ujar Darus Hayina
Lebih lanjut Darus Hayina menuturkan harapannya semua pihak harus lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya terlebih orang tua harus lebih protektif kepada anak dan lebih peka terhadap gejala - gejala tidak biasa yang terjadi pada anak. Serta Darus Hayina berharap APH dalam hal ini Polres Karawang segera mengambil langkah untuk mengejar dan menindak para pelaku predator terhadap anak maupun pelaku kekerasan seksual laninnya. Jangan beri ruang para pelaku baik di media sosial maupun di kehidupan nyata karena kalau dibiarkan ruang, perbuatan tersebut bisa menjadi semakin marak.(rls)