Ini Kronologis Wafatnya Calon Jemaah Haji Daimah Binti Suwaryo di Bandara Madinah
Madinah: Jemaah haji yang meninggal dunia setibanya di Tanah Suci akan dibadalhajikan atau diwalikan pemerintah. Badal haji merupakan pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan seseorang atas nama orang lain yang tidak mampu menunaikan ibadah haji sendiri karena sakit berat, meninggal, dan sejumlah uzhur syari lainnya.
![]() |
Karno bersama tas haji istirnya, Daimah, yang meninggal usai pesawatnya tiba di Bandara Madinah. (Foto: MCH 2025) |
Seorang jemaah haji asal Banjarnegara, Jawa Tengah, Daimah Binti Suwaryo menghembuskan napas terakhir setibanya di Bandara Madinah. Jemaah dari Kloter Embarkasi Solo (SOC) 4 ini dinyatakan wafat sesaat mendarat di Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz, Sabtu (3/5/2025) pagi, Waktu Arab Saudi (WAS).
Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara, Abdul Basir mengatakan, pemerintah akan memberikan hak-hak Daimah sebagai jemaah calon haji yang wafat. Termasuk setiap jemaah calon haji lainnya.
"Jemaah haji yang meninggal dunia nanti akan mendapatkan hak-haknya. Yang pertama tentu jamah haji nanti akan dibadal hajikan oleh pemerintah," kata Basir dalam keterangannya, di Madinah, Minggu (4/5/2025).
Selain memperoleh Badal Haji, keluarga jemaah yang wafat juga akan memperoleh dana asuransi. "Asuransi sesuai dengan ketentuan yang telah diatur di Kementerian Agama," ujarnya.
Basir mengatakan, informasi dari petugas kesehatan di Bandara Madinah, Daimah dinyatakan meninggal sesaat tiba di Bandara Madinah. "Informasi dari suami beliau pada saat proses pemusaran jenazah, selama ini tidak pernah mengeluhkan sakit tertentu," ucapnya.
Bahkan, lanjut Basir, menurut suami Daimah, Karno Karta Semi (62 tahun), saat di dalam pesawat almarhumah dalam kondisi baik, tanpa keluhan. Tapi sang suami mengungkapkan sang istri sedang ada beban pikiran mengenai keberangkatan mereka ke Tanah Suci.
"Sesaat menjelang turun, minta ke toilet dan setelah keluar dari toilet mengeluhkan kepala pusing lalu tidak sadar. Hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada saat tiba di bandara," kata Basir, mengungkapkan.
Sementara itu, Karno, suami almarhumah Daimah mengatakan, istrinya tidak memiliki riwayat penyakit serius. Hanya keluhan ringan biasa yang wajar untuk usia lanjut.
Bahkan, sebelum berangkat ke Tanah Suci, Daimah masih beraktivitas seperti biasa di ladang. "MCU sudah, ndak ada rawat inap, masih sehat. Ke ladang juga masih," ujar Karno.
Namun Karno mengenang, istrinya sempat gelisah dan tertekan secara mental karena berada dalam posisi cadangan haji. Ia baru dapat berangkat setelah menunggu selama 3 bulan ketidakpastian.
“Koper teman-teman sudah datang, dia belum. Jadi kepikiran terus, ndak mau makan, ndak bisa tidur,” katanya.
"Pendaftaran kami itu tahun 2012. Nabung sedikit demi sedikit, dari hasil tani, tanaman kecil-kecil saja seperti cabai.” ujarnya
Sesaat setelah collapse di pesawat, Daimah sempat dirawat oleh petugas medis di dalam kabin selama hampir satu jam. Saat itu, ia masih bernapas.
Namun tak lama setelah pesawat mendarat, napas terakhirnya mengembus. Petugas akhirnya menyatakan wafat berdasarkan pemeriksaan medis dan diterbitkan certificate of death (COD) oleh otoritas Arab Saudi.
Jenazah Daimah langsung dishalatkan di Masjid Nabawi. Kemudian, di Pemakaman Baqi, salah satu tempat pemakaman paling mulia di Madinah.(*)