Cuaca Ekstrem Madinah, Jemaah Haji Diminta Waspada

Kondisi ini menjadi tantangan serius bagi jemaah haji asal Indonesia yang baru tiba di Tanah Suci. 

Selain suhu panas tinggi, angin kencang juga diprediksi berembus di awal pekan dengan kecepatan hingga 23 kilometer per jam, yang berpotensi membawa debu dan pasir gurun. 

Situasi ini dapat meningkatkan risiko gangguan pernapasan, terutama bagi jemaah lansia atau penderita penyakit paru kronis.

Wakil Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah Yuni Anisa mengimbau seluruh jemaah untuk tidak meremehkan kondisi cuaca ekstrem tersebut. 

Ia menekankan pentingnya menjaga cairan tubuh serta melindungi diri dari paparan langsung sinar matahari.

“Jangan tunggu haus untuk minum. Jemaah sebaiknya mengonsumsi air sedikitnya 200 mililiter setiap jam, agar terhindar dari dehidrasi dan risiko heatstroke,” ujar Yuni.

Di tengah tantangan iklim yang berat ini, kehadiran layanan fast track di tiga bandara utama Indonesia menjadi solusi efektif. 

Jemaah yang memanfaatkan fasilitas ini tidak perlu lagi mengantre imigrasi di Arab Saudi dan langsung dapat menuju hotel setibanya di Madinah.

Layanan fast track telah diterapkan di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Adisoemarmo Solo, dan Juanda Surabaya, dan sangat membantu khususnya bagi jemaah lanjut usia serta yang memiliki kebutuhan khusus.

Petugas kesehatan juga terus mengingatkan jemaah untuk menjaga stamina, membatasi aktivitas berat saat siang hari, serta mengikuti anjuran dari tenaga medis dan pendamping kloter.(*)