Jenewa: PBB merilis kondisi terbaru Jalur Gaza. Di mana hampir 81 persen dari seluruh bangunan di wilayah tersebut mengalami kerusakan, dilansir dari Anadolu, Selasa (4/11/2025).
 |
| Reruntuhan bangunan di Gaza, Palestina (Foto: X - UNRWA) |
Kondisi ini berdasarkan data satelit terbaru dan mencerminkan dampak dari dua tahun serangan Israel yang meluas. Meskipun upaya kemanusiaan terus berlangsung, kerusakan yang sangat luas membuat bantuan tambahan menjadi sangat diperlukan.
Juru bicara PBB, Farhan Haq mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, peningkatan skala respons bantuan telah memberikan dampak positif. Namun masih banyak kebutuhan warga Gaza yang belum terpenuhi.
Menurutnya, pentingnya memastikan tidak ada warga yang tertinggal dalam distribusi bantuan. Pekerjaan renovasi sedang berlangsung di empat sekolah, dan selama tiga hari terakhir, lima ruang belajar sementara telah dibuka kembali.
Analisis terbaru menunjukkan bahwa sekitar 81 persen bangunan di Gaza mengalami kerusakan. Gaza Utara tercatat mengalami peningkatan kerusakan terbesar sejak Juli 2025, dengan hampir 5.700 bangunan baru terdampak.
Lebih dari 123.000 bangunan di seluruh Jalur Gaza telah hancur. Sementara itu, sekitar 50.000 bangunan rusak parah atau sedang, dan 24.000 bangunan kemungkinan mengalami kerusakan.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas dicapai pada 10 Oktober, berdasarkan rencana perdamaian 20 poin yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump. Namun, Israel dilaporkan telah melanggar gencatan senjata beberapa kali.
Kerusakan yang meluas ini menimbulkan tantangan besar bagi upaya pemulihan di Gaza. Bantuan internasional tetap menjadi faktor penting bagi masyarakat yang terdampak.
PBB menekankan pentingnya distribusi bantuan yang adil dan merata, dengan fokus khusus pada fasilitas pendidikan yang rusak. Masyarakat Gaza masih menghadapi kondisi hidup yang sulit akibat kerusakan besar yang terjadi.(*)
