Bandung; Insiden mengejutkan terjadi di lingkungan SMP Pasundan 1 Kota Bandung pada Senin (3/11/2025) sekitar pukul 11.00 WIB. Sebagian bangunan ruang kelas ambruk di tengah berlangsungnya kegiatan belajar mengajar (KBM). Beruntung, ruangan yang roboh dalam keadaan kosong sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
Kepala Sekolah SMP Pasundan 2 Bandung, Hasmulyani, menjelaskan bahwa kejadian berlangsung tiba-tiba saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Ia mengatakan, siswa yang sedang belajar berada di ruang laboratorium komputer, sementara ruang kelas yang ambruk tidak digunakan.
“Anak-anak saat itu sedang berada di ruang laboratorium komputer. Jadi ruang kelas yang roboh sedang kosong. Hanya saja, ada beberapa siswa yang sempat keluar-masuk mengambil barang, sehingga insiden ini benar-benar di luar dugaan,” ujar Hasmulyani saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (3/11/2025).
Bangunan yang roboh diketahui merupakan bagian dari kompleks SMP Pasundan 1 dan 2, yang menggunakan beberapa ruang kelas secara bersama karena berada dalam satu lingkungan sekolah.
“Pasundan 1 dan Pasundan 2 itu satu komplek, tapi beda dapodik. Jadi ada beberapa ruangan yang dipakai bersama. Saat kejadian, kebetulan ruang itu sedang digunakan oleh Pasundan 1,” katanya.
Menurut hasil pemeriksaan awal, penyebab robohnya bangunan diduga karena konstruksi yang sudah tua dan lapuk, bukan akibat adanya proyek pembangunan atau kegiatan renovasi yang sedang berjalan.
“Bangunannya memang sudah lama sekali. Bisa dilihat sendiri, kuda-kudanya sudah rapuh. Ini murni karena usia bangunan, bukan karena kami sedang ada proyek. Justru kegiatan pembangunan dan bantuan dari pemerintah berjalan baik,” katanya.
Akibat insiden tersebut, enam siswa mengalami luka ringan, sementara dua di antaranya masih menjalani pemeriksaan lanjutan di Rumah Sakit Bandung Kiwari.
“Alhamdulillah tidak ada luka berat. Dua anak masih dironsen dulu untuk memastikan kondisinya,” ucapnya.
Hasmulyani menuturkan, sekolah yang berdiri sejak tahun 1935 itu terakhir kali direnovasi pada tahun 1993. Sejak saat itu, sebagian besar bangunan hanya mengalami perbaikan ringan tanpa peremajaan menyeluruh.
“Saya baru empat tahun menjabat sebagai kepala sekolah, dan memang kondisi beberapa kelas sudah sangat memprihatinkan. Kami bersyukur karena SMP Pasundan 2 masuk dalam program prioritas nasional dari Pak Prabowo. Ada sebelas titik yang sedang kami renovasi dengan pendampingan Kejati dan Kejari,” ungkapnya.
Pasca-kejadian, pihak sekolah segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung dan kepolisian untuk melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap kondisi bangunan lainnya.
“Yang utama bagi kami sekarang adalah memastikan keamanan anak-anak. Setelah ini, kami akan percepat pengajuan renovasi tambahan agar insiden seperti ini tidak terulang lagi,” tandasnya.(*)

