Scroll untuk melanjutkan membaca

Tertinggi Peristiwa Keracunan di Wilayah Jabar Secara Nasional, Ini Lima Tuntutan Orangtua dan Guru untuk MBG

 Bandung: Sejumlah orang tua dan guru di Jawa Barat yang tergabung dalam Forum Orang Tua Siswa (Fortusis) Jabar, Forum Aksi Guru Indonesia (Fagi) Jabar dan Persatuan Purnabakti Pendidik Indonesia (P3I) Jabar melayangkan protes keras terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG).(1/10/25).

Ilustrasi Gambar MBG (Foto: Istimewa)

Ketua P3I Jabar Iwan Hermawan menyebutkan, berdasarkan catatan pihaknya, kasus keracunan akibat MBG ditemukan di 11 kabupaten/kota dengan 20 kasus. Peristiwa itu melibatkan 5-6 ribu siswa sebagai korban.

“Pertama kami menuntut pemerintah untuk segera mengusut oknum-oknum yang terlibat dalam MBG yang menyebabkan terjadinya keracunan di seluruh Jawa Barat,” ujar Iwan, Selasa (30/9/2025).

11 daerah tersebut yaitu Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kota Cirebon.

Menurut Iwan, aparat penegak hukum pun terkesan lamban dan tidak transparan. “Dalam kasus keracunan MBG ini nyaris kami tidak mendengar pihak aparat penegak hukum terbuka menyampaikan apa modusnya, siapa pelakunya, dan apa penyebabnya,” ucapnya.

Selain soal keselamatan siswa, Iwan juga menyoroti beban tambahan bagi guru. Ia menilai tidak semestinya tenaga pendidik diwajibkan menjadi pencicip makanan sebelum disajikan kepada murid.

“Kami protes keras kepada para ahli gizi oknum-oknum SPPG yang mengharuskan guru mencicipi makanan sebelum dimakan siswa. Kami bukan test food. Akibatnya, seorang guru di Desa Sarampad, Kabupaten Cianjur, keracunan mual-mual dan muntah-muntah setelah diinstruksikan memakan terlebih dahulu," kata dia.

Lebih jauh, Iwan menegaskan evaluasi menyeluruh perlu dilakukan. Ia menilai distribusi MBG tidak tepat sasaran karena turut menyasar siswa dari keluarga mampu.

“Namanya makan bergizi gratis itu diprioritaskan untuk siswa miskin. Karena orang-orang yang mampu itu sudah lebih dari cukup,” jelasnya.



Sebagai solusi, Iwan mengusulkan pemberian dana tunai langsung kepada orang tua siswa senilai Rp15 ribu per anak per hari. Dana itu, menurutnya, cukup bagi keluarga tidak mampu untuk menyiapkan makan bergizi bagi anak, dengan catatan tetap ada pengawasan dari sekolah.

“Nominal Rp15 ribu itu utuh tanpa biaya operasional, tanpa sewa tempat. Orang tua bisa menyiapkan makan sendiri untuk anaknya, dan guru hanya mengontrol jenis makanan yang dibawa,” pungkasnya.

Lima Tuntutan Orangtua dan Guru Jabar:

1. Mendesak aparat penegak hukum mengusut penyebab keracunan MBG di Jawa Barat.

2. Meminta Gubernur Jabar menghentikan sementara program MBG dan mengalihkan anggaran ke orang tua siswa dengan pengawasan sekolah.

3. Menolak instruksi agar guru mencicipi makanan MBG karena bukan kewenangan guru, serta menyesalkan adanya guru di Cianjur yang keracunan akibat instruksi tersebut.

4. Merekomendasikan program MBG hanya diberikan kepada siswa dari keluarga tidak mampu agar tepat sasaran dan tidak membebani anggaran pendidikan.

5. Mengusulkan ke depan MBG dikelola oleh kantin sekolah atau warung nasi sekitar sekolah sehingga sekaligus membantu usaha masyarakat kecil.(*)
Baca Juga

Berita YouTube

Berita Terbaru
  • Tertinggi Peristiwa Keracunan di Wilayah Jabar Secara Nasional, Ini Lima Tuntutan Orangtua dan Guru untuk MBG
  • Tertinggi Peristiwa Keracunan di Wilayah Jabar Secara Nasional, Ini Lima Tuntutan Orangtua dan Guru untuk MBG
  • Tertinggi Peristiwa Keracunan di Wilayah Jabar Secara Nasional, Ini Lima Tuntutan Orangtua dan Guru untuk MBG
  • Tertinggi Peristiwa Keracunan di Wilayah Jabar Secara Nasional, Ini Lima Tuntutan Orangtua dan Guru untuk MBG
  • Tertinggi Peristiwa Keracunan di Wilayah Jabar Secara Nasional, Ini Lima Tuntutan Orangtua dan Guru untuk MBG
  • Tertinggi Peristiwa Keracunan di Wilayah Jabar Secara Nasional, Ini Lima Tuntutan Orangtua dan Guru untuk MBG
Tutup Iklan