Korea:KTT Pemimpin Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) dijadwalkan dimulai hari ini, Jumat (31/10), di tengah meningkatnya tren hambatan perdagangan sepihak global.
 |
| Presiden Lee Jae Myung berbicara selama KTT CEO Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik di Gyeongju (Foto : Kantor Berita Korea Selatan) |
Pertemuan dua hari ini akan berfokus pada upaya pencarian titik temu mengenai perdagangan, rantai pasokan, dan tantangan regional bersama lainnya.
Forum di Gyeongju, Korea Selatan, yang merupakan tuan rumah tahun ini, mempertemukan para pemimpin dari 21 ekonomi anggota APEC serta perwakilan dari sejumlah organisasi internasional, termasuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Diskusi utama akan berkisar pada upaya mempromosikan pertumbuhan masa depan dan kemakmuran bersama di tengah lanskap global yang berubah dengan cepat.
Fokus Perdagangan Multilateral dan Deklarasi Gyeongju
Sebagai tuan rumah, Korea Selatan berupaya keras menghasilkan dokumen hasil yang didukung oleh semua peserta APEC dalam "Deklarasi Gyeongju" yang direncanakan.
Selain isu perdagangan, Seoul juga ingin menyoroti inisiatifnya sendiri, seperti kecerdasan buatan (AI) dan perubahan demografi.
Pertemuan ini menarik perhatian besar terkait sejauh mana para pemimpin dapat mencapai konsensus dalam memetakan jalur perdagangan internasional. Para anggota APEC memiliki pandangan yang berbeda mengenai tatanan perdagangan bebas global yang didukung oleh multilateralisme dan sistem WTO.
Meskipun sebagian besar ekonomi APEC dalam beberapa tahun terakhir telah mendukung perdagangan bebas berbasis sistem WTO dan menegaskan kembali komitmen pada multilateralisme, konsensus tetap menjadi kunci. Sebuah deklarasi pemimpin hanya dapat diadopsi dengan dukungan dari setiap anggota APEC.
Kutipan Pejabat dan Perkembangan Negosiasi
Pada pertemuan menteri terakhir APEC hari Kamis, Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cho Hyun, mengatakan forum tersebut "sangat dekat" untuk mengadopsi deklarasi bersama.
"Kami berharap dokumen tingkat menteri akan diadopsi pada hari Sabtu, saat kami akan mengadakan retret para pemimpin," kata Cho Hyun.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Yeo Han-koo, yang memimpin sesi menteri bersama Cho, mencatat bahwa kesepakatan luas telah dicapai di sektor rantai pasokan, digital, dan lingkungan.
"Kami akan terus menjunjung tinggi rezim multilateral berdasarkan WTO, namun karena sistem WTO sedang terancam, kami juga mendukung kerja sama plurilateral," ujar Yeo Han-koo. Plurilateralisme mengacu pada konsep kerja sama internasional di antara kelompok negara yang lebih kecil, berbeda dengan multilateralisme.
Dinamika Kehadiran Pemimpin dan Sesi KTT
Beberapa pemimpin penting telah tiba di Gyeongju, termasuk Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi.
Namun, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dilaporkan melewatkan KTT para pemimpin, setelah sebelumnya menghadiri forum bisnis dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Lee dan Xi.
Pertemuan para pemimpin akan diawali dengan sambutan dari Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung kepada para tamunya, sebelum dimulainya sesi pertama yang akan dipimpin langsung oleh Lee. Sesi kedua akan dilanjutkan pada hari Sabtu (1/11)
Selama dua sesi tersebut, para pemimpin akan meninjau saran yang dibuat oleh pejabat tinggi luar negeri dan perdagangan anggota APEC tentang cara-cara membuat kawasan Asia-Pasifik lebih makmur, melalui upaya seperti penguatan kerja sama di rantai pasokan dan transisi digital.(*)
