Tangerang: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menanggapi adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) masal yang dilakukan pabrik sepatu di Tangerang. (31/10/25).
Kemenperin juga membeberkan alasan hengkang dan memilih daerah lain untuk produksi.
Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Kemenperin, Rizky Aditya Wijaya mengatakan, pabrik-pabrik itu di relokasi ke wilayah tengah Pulau Jawa. Alasan upah pekerja menjadi dasar kebijakan itu.
"Terjadinya PHK difasilitas produksi, khususnya di wilayah barat Jawa, dikarenakan alas kaki itu padat karya. Sementara, komponen terbesar itu tenaga kerja," ujarnya, Kamis (30/10/2025).
Jadi, sambung Rizky, bukan berarti mereka PHK terus mereka stop produksi. Namun, mereka pindah ke wilayahah yang upahnya lebih murah.
Rizky menyebut dirinya belum mendapatkan informasi resmi dari perusahaan-perusahaan yang menaungi pabrik itu. Namun, ia telah menerima informasi dari Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo)."
Meski demikian, kinerja industri alas kaki nasional masih berada di jalur positif. Industri tersebut berhasil tumbuh 8 persen tahun ini," kata dia.
Diketahui, pabrik sepatu di Kabupaten Tangerang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.000 karyawannya. Mereka berencana hengkang dan memindahkan usaha produksinya ke daerah Pekalongan, Jawa Tengah.
Sekretaris Jenderal Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Andi Kristiantono mengatakan, perusahaan yang memangkas karyawannya tersebut adalah PT Victory Chingluh Indonesia. Salah satu penyebabnya dikarenakan pesanan menurun.
“Perusahaan menyampaikan bahwa order saat ini tidak cukup untuk menghidupi jumlah pekerja yang berjumlah sekitar 15 ribu orang. Sehingga, mereka harus melakukan PHK kurang lebih 3.000 buruhnya,” ujarnya, Kamis (30/10/2025).(*)


