Jatim : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 166 kali gempa susulan terjadi setelah gempa utama yang melanda Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, pada Selasa, 30 September 2025 malam. Getaran kuat tersebut mengakibatkan ratusan rumah dan fasilitas umum mengalami kerusakan.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyampaikan bahwa aktivitas gempa susulan masih berlangsung hingga Kamis, 2 Oktober 2025 siang pukul 11.49 WIB. Magnitudo terbesar tercatat 4,4, sementara yang terkecil 1,1.
“Sejak Selasa malam pukul 23.49 WIB hingga Rabu pagi pukul 05.49 WIB, terjadi 77 kali gempa. Siang ini, masih terpantau empat kali gempa susulan,” ujar Daryono dalam keterangan yang dikutip, Kamis, 2 Oktober 2025.
Berdasarkan data sementara, kerusakan terparah terjadi di Kecamatan Gayam dengan 121 rumah terdampak, enam masjid, satu mushala, delapan sekolah, serta satu puskesmas dua lantai. Di Kecamatan Nonggunong, kerusakan meliputi 17 rumah, dua masjid, satu mushala, dan tiga sekolah. Sementara itu, satu rumah dilaporkan rusak di Kecamatan Talango serta satu rumah di Desa Benuaju Timur, Kecamatan Batang-Batang.
Selain kerusakan bangunan, enam warga dilaporkan mengalami luka-luka dan tengah mendapatkan perawatan di Puskesmas Gayam. Hingga kini, belum ada laporan korban jiwa.
Daryono menjelaskan, gempa tersebut termasuk jenis tektonik kerak dangkal akibat aktivitas sesar aktif di dasar laut. Sumber gempa diduga terkait dengan perpanjangan sesar offshore Zona Kendeng atau Madura Strait Back Arc Thrust dengan mekanisme pergerakan naik.
“Masyarakat diimbau tetap waspada, tidak panik, serta menjauhi bangunan yang sudah retak atau berpotensi roboh,” tegasnya.
Di sisi lain, tim gabungan dari BPBD Sumenep bersama TNI/Polri telah diterjunkan untuk melakukan kaji cepat, mendirikan posko darurat, serta menyalurkan bantuan logistik bagi warga terdampak. Proses pendataan dan pemantauan lapangan masih terus dilakukan, sementara BMKG akan terus memantau kemungkinan terjadinya gempa susulan.(*)

