Hari ini
Cuaca 0oC
BREAKING NEWS

Keluar Wilayah, Ribuan Warga Baduy Gelar Prosesi Seba

 Lebak: Sebanyak 1.769 warga Suku Baduy dalam dan Baduy luar, melaksanakan prosesi adat Seba. Mereka keluar dari wilayah pemukimannya dari Desa Kanekes, berjalan kaki menuju Pendopo Bupati Lebak, Banten, Jumat (2/5/2025), malam. 

Ribuan warga Baduy dalam dan luar menggelar prosesi adat Seba sebagai ungkapan syukur atas panen dan jaga kelestarian alam, di Pemkab Lebak, Benten, Jumat (2/5/2025) malam.

Tradisi ini merupakan bentuk silaturahmi sekaligus penyerahan hasil bumi kepada Pemerintah Kabupaten Lebak. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai ungkapan syukur atas panen yang melimpah setelah sebelumnya menjalani prosesi berdoa Kawalu dan Seren Taun (Ngalaksa).

Prosesi ritual Seba berlangsung khidmat dan disaksikan langsung oleh sejumlah pejabat. Antara lain, Deputi Pengembangan Destinasi-Infrastruktur Kemenparekraf RI, perwakilan DPR RI, Forkopimda, Radya Sumedang Larang, serta lainnya.

Bupati Lebak, M Hasbi Asyidiki Jayabaya menyatakan, tradisi Seba Baduy merupakan salah satu warisan budaya. Sehingga, harus dibanggakan dan dilestarikan.

"Seba Baduy adalah salah satu warisan budaya yang unik. Masyarakat Kabupaten Lebak harus berbangga menjadi bagian dari Seba Baduy," ujar Hasbi dalam sambutannya.

Hasbi menambahkan, kegiatan ini mencerminkan kuatnya nilai gotong royong dan kekeluargaan. Karena itu, ia mengaku, bangga, menjadi bagian dari Seba Baduy.

"Dengan hadirnya pemerintah pusat, DPR-RI, kementerian, Radya Sumedang Larang ini adalah membuktikan suatu kekeluargaan Banten dan Jawa Barat bersatu. Untuk saling membantu dan olong menolong," kata Hasbi.

Hasbi juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam dengan mengutip petuah adat Baduy: "Gunung teu menang dilebur, Lebak teu menang di rusak," ujar Hasbi.

"Yang berarti gunung tidak boleh dirusak, alam tidak boleh dihancurkan. Demi menjaga warisan leluhur agar tetap lestari untuk generasi mendatang."

Senada dengan Bupati, Jaro Saidi Putra perwakilan masyarakat Baduy menyatakan, Seba Baduy menjadi pengingat kepada seluruh pihak. Khususnya, terkait pentingnya menjaga alam.

"Saba ini untuk mengingatkan kepada pemerintah dan semua masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan alam. Untuk keamanan dan kenyamanan masyarakat dan generasi penerus di masa depan," ucap Jaro.

Ia menegaskan kembali nilai-nilai adat dengan kutipan: Memberikan pesan inti untuk menjaga dan tidak merusak alam.

"Gunung teu menang dilebur (gunung tidak boleh dieksploitasi berlebihan/red). Lebak teu menang dirusak (lembah atau daerah rendah tidak boleh dirusak/red), buyut teu menang dirobah (adat istiadat tidak boleh diubah/red)," ujarnya.

Setelah melaksanakan Seba di Pendopo Kabupaten Lebak bersama Bapak Gede, masyarakat Baduy melanjutkan perjalanan ke Provinsi Banten, Sabtu (3/5/2025) pagi. Mereka melaksanakan Seba kepada jajaran Pemerintah Provinsi Banten.

Tradisi Seba Baduy tahun ini juga tercatat dalam daftar Karisma Event Nusantara (KeN) 2025 dari Kemenparekraf. Sebagai bentuk pengakuan terhadap kekayaan budaya lokal yang perlu terus dipromosikan.(*)
Hide Ads Show Ads