Breaking News
---

Songsong Hari Guru, Tokoh Pendidikan Ini Dorong 'Keseimbangan' Euforia dan Sosial

 Menyongsong hari guru nasional dan HUT PGRI pada 25 November 2023 mendatang, sejumlah kepanitaan dibentuk di setiap kecamatan.

Beberapa diantaranya mengagendakan sejumlah giat 'euforia' dengan dalih refresh di tengah kepenatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). 

Ada yang siap mengundi doorprise dengan jalan sehat dan senam bersama lewat iringan musik dangdut, lomba-lomba seni dan olahraga lintas guru.


Ditengah gaji pokok, sertifikasi dan TPP yang di dapati guru PNS, hingga pengawas koorwilcambidik yang kesejahteraannya terus meningkat lewat sertifikasi plus TPP, maupun Guru PPPK yang mulai menerima kemudahan relokasi dengan gaji dengan selisih lebih tinggi dari PNS, Tokoh pendidikan yang juga eks Ketua Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) Karawang, Asep Yusuf Ismail mendorong agar para guru menyeimbangkan giat HGN antara Euforia dengan Sosial yang berkaitan dengan dunia pendidikan di sekitar. Hal itu dikatakan Iyus, kepada pelitakarawang.com, Senin (13/11/2023). 

Songsong Hari Guru, Tokoh Pendidikan Ini Dorong 'Keseimbangan' Euforia dan Sosial
Songsong Hari Guru, Tokoh Pendidikan Ini Dorong 'Keseimbangan' Euforia dan Sosial

"Terkait HGN dengan istilah euforia, tidak di larang juga tidak di haruskan, selama pelaksanaannya tidak mengganggu Proses Belajar mengajar. Setiap Cabang memang jenis kegiatannya dari pengalaman tidak sama. Ada yang menyelenggarakan lomba baik akademik guru seperti Kompetisi Guru tingkat Cabang, Cerdas Cermat Guru maupun non akademik guru yg merupakan bagian peningkatkan kompetensi guru. Juga persiapan lomba akademik guru pada level berikutnya, nah yang non akademik ini bisa di katakan sebagai hiburan para guru, itung-itung Refresh untuk melepas penat kejenuhan para guru, Hanya saja mungkin dengan minimnya kegiatan sosial ini karena lupa dalam arti bukan tidak peduli, " Ungkapnya. 

Kalau boleh ia berpesan kepada seluruh pengurus juga anggota PGRI di setiap kegiatan apapun, sebaiknya ada kegiatan yang bersifat sosial, biar ada keseimbangan, terutama kegiatan sosial yang di sesuaikan dengan situasi dan kondisinya. 
"Mudah-mudahan banyak pihak yamg mengevaluasi akan even HGN Tahun ini sebagai masukan kedepannya. Dirgahayu PGRI semoga tetap jaga Amanah dan berkah, " Ungkapnya. 

Alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Karawang, Fauzi Ridwan mengungkapkan bahwa guru adalah figur atau sosok yang di gugu dan di tiru, sehingga Marwah ini perlu di jaga dengan baik tanpa memandang status PNS, PPPK, Honorer maupun kesejahteraannya. Sehingga, ketika masuk peringatan Hari Guru Nasional (HGN), agenda prioritas adalah sosial, dimana empati pada siswa-siswa yatim di sekolah? Guru disabilitas di sekolah? Infrastruktur di sekolah? Hingga para pensiunan guru senior yang sudah berkontribusi bagi pendidikan di dera kepayahan, sakit dan lainnya akibat kurang biaya? .

Karena, hal itu penting, agar para pelajar dan peserta didik umumnya, mampu melihat tuntutan yang baik para guru-gurunya. Adapun kegiatan hiburan dan euforia itu adalah bonus, ditengah segala kesejahteraan yang di miliki. 

"Guru adalah replikasi bagi para muridnya, jadi peringatan HGN, sisis sosialnya harus lebih di seimbangkan ketimbang gaya hidup glamor dan hedonis, " Ungkapnya.  (Rd)
Baca Juga:
Tutup Iklan