
Menyoal Maraknya Pengemis, Islam Punya Solusi
0 menit baca
Karawang : Di sudut perkotaan ataupun di pemukiman warga kita banyak menyaksikan pemandangan yang membuat miris.
Pemandangan langkah para pengemis menyusuri setiap tempat untuk satu harapan, bertahan hidup. Pelakunya mulai dari anak-anak sampai orangtua.
Di tengah pembangunan dan klaim pertumbuhan ekonomi yang kian membaik, pandangan kita dihadapkan dengan kondisi sebagian masyarakat yang hidupnya hanya mengharap belas kasihan orang. Akhirnya memunculkan satu pertanyaan, dimana letak keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia?
Sebuah negara yang menjunjung tinggi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sudah seharusnya tidak ada warganya yang hidup dengan mengemis.
Namun pada faktanya, bantuan sosial yang ditujukan bagi masyarakat yang membutuhkan, terkadang tidak tepat sasaran, atau bantuan diberikan tidak berkelanjutan. Lapangan kerja semakin sulit, sedangkan biaya hidup semakin tinggi. Alhasil banyak yang menjadikan mengemis sebagai sumber pendapatan untuk bertahan hidup, atau banyak orangtua yang mengeksploitasi anak-anaknya untuk mengharap belas kasihan orang.
Baru-baru ini viral di media sosial, seorang ibu mengeksploitasi anaknya untuk mengemis di jalanan, dengan kondisi si anak yang kecil tanpa sehelai pakaian. Pihak Rumah Singgah milik Dinsos Karawang segera mengamankan ibu dan dua anaknya pada selasa 24 juni 2025.(Beritapasundan.com, 25/6).
Setelah ditelusuri ternyata ibu warga Borontok, Kutawaluya, Karawang ini memiliki 6 anak. Mirisnya keenamnya tidak bersekolah dan bergantian ikut mengemis bersama ibunya.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengatasi fenomena pengemis, diantaranya penertiban dan razia, pemberian bantuan sosial ataupun pengelolaan rumah singgah. Hasilnya, fenomena pengemis masih ada, dan semakin marak.
Oleh karena itu, problematika ini bisa tuntas jika solusi yang diberikan tidak bersifat sementara, dan hanya solusi tambal sulam.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh negara guna menuntaskan problematika pengemis, diantaranya: Negara bertanggungjawab memelihara urusan rakyatnya. Mulai dari menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, serta kebutuhan dasar lainnya, seperti kesehatan, pendidikan dan keamanan.
Rasullallah Saw bersabda:
"Pemimpin adalah pihak yang berkewajiban memelihara urusan rakyat dan bertanggungjawab atas rakyat yang diurusnya" (HR. Muslim).
Pemenuhan kebutuhan pokok setiap keluarga akan mudah dan merata, dengan adanya Negara yang menyediakan lapangan pekerjaan layak untuk para kepala keluarga mencari nafkah.
Sumber daya alam yang melimpah tidak akan dikelola oleh segelintir orang ataupun asing. Semua akan dikelola Negara dan hasilnya akan dikembalikan untuk kemaslahatan umat.
Dalam pendidikan dan kesehatan, Negara akan menyelenggarakan pendidikan dan kesehatan berkualitas, murah bahkan gratis. Setiap warga berhak mendapatkannya secara merata.
Negara yang menjalankan pengurusan rakyat seperti di atas adalah Negara yang menjadikan aturan Allah sebagai sumber hukum dalam berkehidupan, bukan hukum buataan manusia yang dibuat sesuai kepentingan dan hawa nafsu.
Dengan syariat Allah segala problematika dalam kehidupan ada solusinya, termasuk problematika pengemis. Karena kita sebagai mahluk membutuhkan aturan kehidupan sesuai dengan penciptaannya. Allah pencipta alam semesta, manusia, dan kehidupan.
Oleh karena itu, jika menginginkan kesejahteraan dan keselamatan dunia maupun akhirat, kembalikan syariat Allah ke tengah-tengah masyarakat secara keseluruhan (kaffah), dalam bingkai Daulah Islamiyah.
Wallahua'alam.
Oleh : Yayat Rohayati