Breaking News :
China Ingatkan Iran:  Waktunya Mundur Terhormat"

China Ingatkan Iran: Waktunya Mundur Terhormat"

 Karawang : Komentator senior media pemerintah Tiongkok desak Teheran hentikan langkah nuklir usai serangan balasan ke AS—'Kekuatan adalah bahasa universal konflik .'


China Ingatkan Iran: Waktunya Mundur Terhormat"

 Seorang tokoh media terkemuka di Tiongkok, Hu Xijin, mendesak Iran untuk mempertimbangkan kembali ambisi nuklirnya setelah melancarkan serangan balasan terhadap Amerika Serikat. Mantan pemimpin redaksi Global Times itu menyarankan agar Teheran menerima kemenangan simbolis dan tidak terus maju ke arah yang dapat memicu bencana lebih besar.

“Kegiatan Iran yang terkait dengan pengembangan senjata nuklir, bahkan jika diklaim untuk penggunaan sipil, akan sulit dilanjutkan ke depan. Dari sudut pandang realistis, Iran harus mempertimbangkan ulang jalur nuklirnya,” ujar Hu Xijin melalui akun Weibo pribadinya yang diikuti hampir 25 juta pengguna, Selasa (24/6).

Hu dikenal luas sebagai suara keras nasionalisme Tiongkok dalam media dan sering dianggap mencerminkan sebagian besar opini elite di Beijing, meski tak mewakili langsung sikap resmi pemerintah.

Pernyataan Hu muncul di tengah ketidakpastian pasca gencatan senjata yang diumumkan Presiden AS Donald Trump, menyusul konfrontasi panas antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat. Konflik ini telah menelan korban dari kalangan elite militer Iran serta merusak tiga fasilitas nuklir Teheran akibat serangan udara AS.

“Iran menjadi pihak yang paling banyak menderita. Kekuatan militernya terkena pukulan telak, dan ia dipaksa untuk mencari kompromi karena kekurangan kekuatan dan dukungan internasional,” tambah Hu.

Tiongkok, sebagai mitra dagang utama Iran selama lebih dari satu dekade, memiliki kepentingan besar atas stabilitas kawasan Timur Tengah. Sekitar setengah impor minyak Tiongkok berasal dari wilayah tersebut, sebagian masih mengalir secara terselubung dari Iran meski di bawah sanksi internasional.

“Teluk Persia dan perairan sekitarnya adalah jalur penting perdagangan barang dan energi global. Menjaga kawasan ini tetap aman dan stabil adalah kepentingan bersama komunitas internasional,” kata juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok di Washington D.C., Liu Pengyu, dikutip Newsweek.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi juga mengkritik tindakan preemptive yang dilakukan Israel dan AS.

“Mereka menciptakan preseden berbahaya dengan konsekuensi serius. Perdamaian memerlukan kekuatan untuk mempertahankannya, namun kekuatan saja tidak menjamin perdamaian sejati,” ujar Wang saat bertemu mantan PM Inggris Tony Blair di Beijing.

Konflik yang tampak "teatrikal" di ujungnya, menurut Hu, meninggalkan pesan jelas: kekuatan tetap menjadi mata uang utama dalam percaturan geopolitik dunia.

“Dunia belum dikuasai oleh akal sehat. Ketika kekuatan tidak cukup, retorika politik saja tak bisa menutupi kelemahan. Pada akhirnya, kekuasaan yang menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah,” tulis Hu.

Situasi Pasca Gencatan Senjata:
Harga minyak global sempat turun di bawah $70 per barel setelah Trump menyatakan bahwa serangan udara ke Iran pada hari Minggu bersifat satu kali, setidaknya untuk saat ini. Namun, ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz—jalur vital ekspor energi masih membayangi dan dapat memicu lonjakan harga minyak global seperti yang terjadi pada Maret 2022 pasca invasi Rusia ke Ukraina.

Trump memperingatkan bahwa ketegangan di Timur Tengah bisa menguntungkan musuh-musuh Amerika jika harga minyak kembali melonjak ke angka tiga digit.(*)
Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image