7 Tips Kesehatan agar Jemaah Haji Tetap Bugar hingga Puncak Ibadah di Armuzna
Karawang : Ibadah haji bukan sekadar perjalanan spiritual, tapi juga ujian fisik yang cukup berat.
Di tengah suhu ekstrem Arab Saudi dan padatnya aktivitas ibadah, menjaga kesehatan menjadi kunci utama agar jemaah bisa bertahan hingga puncak prosesi haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Wakil Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, dr. Yuni Anisa W mengingatkan agar jemaah tidak memaksakan diri sejak awal.
Menurutnya, stamina harus dijaga secara cermat agar tidak habis sebelum waktu yang paling krusial tiba.
“Jangan terlalu ngoyo mengejar ibadah sunnah. Fokus utamanya justru pada saat Armuzna. Itulah inti haji yang harus disiapkan fisik dan mentalnya,” jelas dr. Yuni
Berikut ini 7 tips penting dari dr. Yuni agar jemaah tetap sehat dan kuat menjalani seluruh rangkaian ibadah:
1. Cukup Istirahat
Tidak perlu ikut semua kegiatan. Prioritaskan istirahat dan simpan tenaga untuk momen puncak ibadah.
2. Minum Air Setiap Jam
Minimal 200 cc per jam. Gunakan air putih atau cairan elektrolit seperti oralit atau larutan gula-garam agar tubuh tetap terhidrasi.
3. Jaga Pola Makan Bergizi dan Tepat Waktu
Makan pagi tetap harus pagi, jangan ditunda. Melewatkan waktu makan bisa membuat tubuh lemas dan rentan sakit.
4. Hindari Rokok dan Asap Rokok
Termasuk dari orang lain. Asap rokok bisa memicu iritasi saluran pernapasan, terutama di lingkungan panas dan berdebu.
5. Gunakan Pelindung dari Panas
Topi, payung, pelembap, lip balm, dan kacamata adalah perlengkapan wajib saat berada di luar ruangan untuk menghindari heatstroke.
6. Pakai Masker Kain Basah
Selain menyaring debu, masker basah membantu menjaga kelembapan mukosa hidung dan mencegah mimisan. Basahi secara berkala dengan air dingin.
7. Minum Obat Teratur Sesuai Resep
Jangan sampai lalai minum obat harian, terutama bagi jemaah yang memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi atau diabetes.
dr. Yuni menegaskan, kombinasi antara kelelahan, dehidrasi, dan panas ekstrem dapat memicu gangguan serius seperti pingsan, disorientasi, infeksi saluran pernapasan, bahkan risiko jantung dan paru.
“Ibadah haji bukan ajang adu kuat. Justru kekuatan sejati terlihat dari bagaimana jemaah mampu menjaga dirinya hingga saat wukuf di Arafah,” ujarnya.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, jemaah diharapkan dapat menjalani seluruh rangkaian ibadah dengan lancar, aman, dan tetap dalam kondisi prima hingga kembali ke Tanah Air.(*)