DPPKB Karawang Launching Bina Keluarga Balita Holistik Integratif Unggulan
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana melaunching Bina Keluarga Balita Holistik Integratif Unggulan (BKB HIU) perdana di Kelurahan Nagasari, Kecamatan Karawang Barat. Diluncurkan BKB HIU merupakan salah satu upaya dalam menurunkan angka stunting di Karawang.
Kepala DPPKB Karawang Sosial mengatakan, sesuai instruksi BKKBN dan amanat undang-undang. Setiap kabupaten/kota wajib memiliki minimal satu BKB HIU sebagai wadah pembinaan keluarga yang memiliki Balita, yang salah satu tujuannya akan bermuara pada percepatan penurunan stunting.
“Sesuai dengan peraturan Undang-Undang yang berlaku, di setiap kabupaten harus ada minimal satu BKB HIU. Alhamdulillah hari ini kami launching BKB HIU di Kabupaten Karawang tepatnya di Kelurahan Nagasari,” ujarnya.
Ia menegaskan, di dalam program terdapat enam pilar. Pilar pertama tentang administrasi kependudukan. Di dalam pilar ini, DPPKB Karawang akan bekerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk melakukan pendataan bagi balita yang belum memiliki administrasi kependudukan.
“Programnya ada enam pilar, pertama tentang administrasi kependudukan bagi anak nanti kita akan kerjasama dengan Capil. Kita akan coba data anak bayi dan balita yang sampai saat ini administrasi kependudukannya belum terpenuhi. Setelah ini kita akan melakukan pendataan untuk balita yang belum mempunyai administrasi kependudukan,” jelas Sofiah.
Selain itu, BKB HIU juga fokus tentang cara mengasuh anak. Ia menegaskan mengasuh anak diperlukan kerjasama antara ayah dengan ibu. Ke depan akan diberikan kelas parenting bagi suami istri tentang pola asuh dan mendidik bagi anak.
“Kemudian kedua tentang pola pengasuhan anak dari ayah dan ibu. Kami ingin mengubah paradigma bahwa pengasuhan adalah kewajiban ibu. Nantinya akan ada kelas parenting bagi suami dan istri cara mengasuh dan mendidik anak. Orangtua harus berbagi peran dalam mendidik dan mengasuh anak,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, terdapat juga pilar tentang pemenuhan asupan gizi dan peran media massa serta akademisi. Ia melanjutkan terdapat juga pilar tentang cara mengasuh ibu hamil.
“Pemenuhan asupan gizi tentang pencegahan penyakit, kemudian ada lagi tentang media massa lalu ada juga dari akademisi. Ada juga pengasuhan ibu hamil seperti tata cara memperlakukan sampai jumlah pemeriksaan ibu hamil,” lanjutnya.
Sementara, Kepala Bidang Pengembangan dan Ketahanan Keluarga Edi Zulkarnaen menambahkan, sebenarnya di Karawang sudah terdapat BKB di setiap desa, namun belum tercatat di tingkat provinsi.
“Sebetulnya BKB HIU sudah ada di Karawang tapi waktu itu kita belum melaporkan ke provinsi. Kalau kami inginnya minimal di satu kecamatan ada satu BKB HIU, karena sangat membantu untuk keluarga yang punya balita supaya mereka tidak terkena stunting,” ujar Edy Zul.
“Di Karawang Barat ini memang lumayan banyak untuk jumlah anak stunting. Kalau BKB HIU yang secara tercatat sudah ada tiga di Kabupaten Karawang,” imbuhnya.
Terpisah, Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang Acep Jamhuri mengungkapkan, program BKB HIU ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pengasuhan ibu hamil dan ak usia 0 sampai 23 tahun serta balita secara menyeluruh.
Selain itu, melalui BKB HIU diharapkan bisa terselenggara Pengasuhan Ibu Hamil dan anak Usia 0 – 23 bulan serta Balita secara terintegrasi dan selaras antar Lembaga Pelayanan Layanan terkait. Ia menegaskan, agar masyarakat dan seluruh instansi pemerintah bekerjasama dalam mewujudkan keberhasilan dari program ini.
“Agar semua Pilar tersebut dapat terwujud Optimal sangat diperlukan Kerjasama dan Kerja nyata dari kita semua dengan mengesampingan Ego Program dan Ego Sektoral sehingga kerjasama menjadi lebih indah, karena akan dikelilingi hal-hal yang tidak monoton,” tutupnya.(*)